× -bahasa-

×

view_list1.png Artikel     view_masonry.png Galeri     view_list2.png Video    
×
  • url:
×
×
×
5 0 0 0 0 0
5
   ic_mode_light.png

Mengenal Taxonomy Bloom: Cara Pintar Menyusun Tujuan Belajar

Mengenal Taxonomy Bloom: Cara Pintar Menyusun Tujuan Belajar

Pernah nggak sih kita merasa sudah ngajarin banyak hal di kelas, tapi murid cuma bisa hafal sebentar lalu lupa? Nah, di sinilah peran Taxonomy Bloom masuk. Ini semacam “peta jalan” buat guru supaya pembelajaran nggak cuma berhenti di hafalan, tapi naik level sampai ke kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Apa Itu Taxonomy Bloom?

Taxonomy Bloom adalah kerangka yang dibuat oleh Benjamin Bloom tahun 1956, lalu direvisi lagi tahun 2001. Intinya, ini adalah cara mengklasifikasikan tujuan belajar siswa dari yang paling dasar (mengingat) sampai yang paling tinggi (menciptakan sesuatu).

Level-Level dalam Taxonomy Bloom

Kalau dibikin tangga, kira-kira begini urutannya:
1. Remembering (Mengingat)
Murid cuma perlu hafal fakta, istilah, atau rumus.
Contoh: Menghafal nama-nama provinsi di Indonesia.
2. Understanding (Memahami)
Nggak sekadar hafal, tapi bisa menjelaskan dengan bahasa sendiri.
Contoh: Menjelaskan isi proklamasi dengan kata sederhana.
3. Applying (Menerapkan)
Ilmu yang sudah dipelajari dipakai di situasi nyata.
Contoh: Pakai rumus luas segitiga buat hitung ukuran atap rumah.
4. Analyzing (Menganalisis)
Mulai memecah masalah, cari pola, dan lihat hubungan antarbagian.
Contoh: Menganalisis penyebab hujan deras bisa bikin banjir.
5. Evaluating (Mengevaluasi)
Memberi penilaian atau pendapat berdasarkan alasan yang jelas.
Contoh: Menilai apakah sebuah iklan benar-benar jujur atau menyesatkan.
6. Creating (Menciptakan)
Level paling tinggi: murid bisa menghasilkan sesuatu yang baru.
Contoh: Membuat cerpen, desain, atau bahkan proyek kecil berbasis masalah di lingkungan sekitar.

Kenapa Guru Perlu Pakai Taxonomy Bloom?
• Biar tujuan belajar lebih jelas dan terarah.
• Soal yang dibuat bisa bertingkat dari mudah ke sulit.
• Murid nggak cuma pintar hafalan, tapi juga bisa mikir kritis, kreatif, dan reflektif.

📌 Jadi, kalau kita pakai Taxonomy Bloom dalam pembelajaran, kelas nggak lagi terasa monoton. Guru lebih gampang nyusun RPP, murid pun terbiasa naik level dalam cara berpikirnya. Dari sekadar “ingat” sampai akhirnya bisa “ciptain” sesuatu.
#guru #belajar #sekolah #pendidikan #newstoday

❮ sebelumnya
selanjutnya ❯
infoduniaInformasi Menarik
+

banner_jasaps_250x250.png
<<
login/register to comment
×
  • ic_write_new.png expos
  • ic_share.png rexpos
  • ic_order.png urutan
  • sound.png malsAI
  • view_masonry.png grid
  • ic_mode_light.png light
× rexpos
    ic_posgar2.png x.png tg.png wa.png link.png
  • url:
× urutan
ic_write_new.png ic_share.png ic_order.png sound.png view_grid.png ic_mode_light.png ic_other.png
+
ic_argumen.png

Belum ada argumen, jadilah yang pertama